Kisah Adam dalam awal mula penciptaannya dimulai dengan Tuhan menciptakan alam semesta, termasuk hewan dan tumbuhan. Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya dalam enam hari. Pada hari ketujuh, Tuhan menghentikan dan menguduskan hari itu.
Dalam Al Qur’an, kisah penciptaan Adam dimulai dengan percakapan antara Allah dan para malaikat. Allah berfirman bahwa Dia ingin menciptakan orang-orang yang akan bertindak sebagai khalifah (pemimpin, penguasa, pengambil keputusan) di bumi, dan para malaikat menjawab: “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang akan merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?”
Baik sumber-sumber alkitab dan Al-Qur’an menyatakan bahwa Adam dibentuk dari tanah liat. Alkitab mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk memerintah atas ternak dan makhluk laut dan udara. Alkitab mengatakan bahwa Adam diciptakan pada hari keenam. Setelah itu, Tuhan menciptakan taman di Eden dan menempatkan Adam di sana untuk merawatnya.
Dikatakan dalam hadits bahwa Adam diciptakan dari tanah yang diambil dari berbagai penjuru bumi, oleh karena itu keturunannya memiliki warna kulit yang berbeda. Ketika ruh bertiup ke bumi yang menjadi tubuh Adam, ruh mulai masuk ke kepala dan Adam bersin pada saat itu. Ketika ruh masuk melalui matanya, Adam langsung melihat buah itu. Ketika roh masuk ke tenggorokannya, dia merindukan buah-buahan ini. Roh itu belum mencapai kakinya ketika Adam berlari untuk mendapatkan buah. Hadits lain menjelaskan bahwa Adam diciptakan pada hari Jumat.
Adam diajarkan nama. Alkitab menjelaskan bahwa Adam diajarkan untuk menamai hewan ternak, hewan liar dan burung.
Al-Qur’an mengatakan bahwa Adam diajari nama-nama mereka semua. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa intinya adalah bahwa Adam diajari nama-nama yang dikenal luas oleh manusia, seperti binatang, bumi, lembah, lautan, gunung, unta, himara dll. Mujahid mengatakan yang dia maksud adalah nama-nama reptil, burung, dan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan Sa’id bin Jubair, Qatadah dan lainnya. Ar-Rabi” mengatakan bahwa yang dia maksud adalah nama-nama para malaikat, sedangkan “Abdurrahman bin Zaid melaporkan nama-nama keturunannya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa yang dimaksud adalah nama-nama binatang dan tingkah lakunya, baik yang kecil maupun yang besar.
Ilustrasi yang menunjukkan malaikat membungkuk di depan Adam. Setan dan bangsa jin seperti yang terlihat oleh tidak sujud. Adam menerima perintah serupa dan dapat menyebutkan nama. Bagian dari malaikat yang tidak bisa mengucapkan nama-nama ini tidak ditemukan dalam Alkitab.
Setelah itu, Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan Adam. Setelah itu para malaikat sujud, tetapi iblis menolak, karena dia merasa bahwa penciptaan api lebih baik daripada manusia yang diciptakan dari tanah. Iblis kemudian menawar waktu, tidak bisa mati, dan tidak akan dihukum sampai Hari Kebangkitan. Beberapa pendapat mengklaim bahwa doa setan diterima sebagai hadiah atas perbuatan baik dan ketaatan yang dia lakukan sebelum penciptaan Adam, yang memungkinkan dia untuk tinggal di surga. Ada yang berpendapat bahwa iblis yang dulunya bernama Azazil, dulunya adalah pemimpin para malaikat, jadi dia tinggal di surga. Pendapat lain mengatakan bahwa iblis adalah jin yang menyebabkan kejahatan di bumi, sehingga para malaikat menahannya. Alkitab tidak berbicara tentang perintah untuk sujud kepada Adam atau pengusiran setan.
Adapun surga tempat Adam tinggal, beberapa ulama mengatakan bahwa itu adalah surga, sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah taman dunia. Rincian Alkitab menunjukkan bahwa tanah Eden, tempat Adam tinggal, ada di bumi.